News

[News][bsummary]

technology

[Technology][bleft]

Lifestyle

[Lifestyle][bsummary]

Cerita Paling Mencekam Insiden Bom Paris



Merdeka.com - Dunia ikut berduka bersama warga Paris, Prancis, setelah Jumat lalu serangkaian serangan di tujuh lokasi berbeda menewaskan sedikitnya 129 orang dan melukai 352 lainnya.

Tujuh pelaku serangan melepaskan tembakan dan meledakkan diri sendiri di tengah keramaian (seorang pelaku ditembak mati polisi saat baku tembak) seperti di stadion sepak bola State de France saat laga persahabatan antara tim nasional Prancis melawan Jerman. Kemudian serangan di gedung konser saat band asal California, Amerika Serikat sedang bermain.

Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Paris pada 13 November itu.

Berikut ini empat cerita korban selamat paling mencekam dalam serangan itu.

1. Selamat dari Teror Paris, turis Italia dua kali nyaris tewas dalam hidupnya

Turis Italia bernama Massimiliano Natalucci beruntung untuk kedua kali dalam hidupnya ketika dia selamat dari serangan di Paris Jumat malam lalu.

Sebelumnya 30 tahun lalu dia juga selamat dari tragedi ambruknya dinding stadion sepak bola Heysel di Brussels.

Pria 45 tahun itu mengatakan kepada koran Corriere Adriatico, dia berhasil selamat dari berondongan peluru di Gedung Bataclan. Natalucci hanya menderita luka kecil di salah satu kakinya.

Seorang temannya yang ikut menyaksikan konser musik itu tidak seberuntung Natalucci. Dia harus dioperasi karena luka di bahunya serius.

"Para teroris hanya berjarak tiga meter dari mereka," ujar ayah Natalucci kepada koran Corriere, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Ahad (15/11).

Hampir 30 tahun lalu, saat dia masih berusia 15 tahun, Natalucci dan ayahnya, serta pamannya selamat ketika dinding stadion Heysel roboh pada pertandingan Final Piala Eropa yang menewaskan 39 orang.

Kakak perempuan Natalucci, Federica punya teori soal keberuntungan dua kali itu: sebuah ciuman dari Paus Paulus II di Roma saat Natalucci berusia depalan tahun telah melindunginya dari musibah mematikan.

2.Wanita hamil bergantung di jendela saat teror di gedung konser

Wartawan harian le Monde Daniel Psenny sempat merekam saat-saat ketika pengunjung konser musik di Gedung Bataclan panik berusaha menyelamatkan diri ketika pria bersenjata melepaskan berondongan peluru ke berbagai arah pada Jumat malam lalu.

Situs Stuff.co.nz melaporkan, Ahad (15/11), seorang perempuan terekam dalam video itu tengah bergantung di jendela gedung selama beberapa menit. Dia berusaha bertahan dengan berpegangan pada jendela di lantai dua gedung.

"Saya sedang hamil, tolong, saya akan jatuh," teriak dia dalam video itu.

Di bawah perempuan itu terlihat korban luka serius tengah merintih kesakitan.

"Saya tinggal di lantai dua apartemen dan berseberangan dengan pintu darurat Bataclan," ujar Psenny. "Orang-orang berlarian dari segala penjuru. Saya melihat lelaki di bawah, lalu darah. Saya baru sadar ada kejadian serius," kata dia kepada Le Monde.

Setelah berjuang bertahan selama beberapa menit bergantung di jendela perempuan itu akhirnya diselamatkan pengunjung lain.

Di gedung konser itu sedang berlangsung pertunjukan musik dari band asal California, Amerika Serikat Eagles of Death Metal. Gedung konser itu dekat dengan lokasi kantor tabloid satir Charlie Hebdo yang juga diserang kelompok pria bersenjata pada Januari lalu.

Sejumlah saksi mengatakan mereka mendengar para penyerang meneriakkan kecaman kepada Prancis atas serangan mereka terhadap kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah sebelum melepaskan tembakan yang membuat kocar-kacir penonton.







3. Gadis ini berbaring pura-pura mati di tengah lautan mayat korban Teror Paris


Isobel Bowdery, gadis 22 tahun asal Afrika Selatan mengaku sedang berada di tengah pertunjukan konser musik di Gedung Bataclan ketika pria bersenjata melepaskan tembakan ke tengah penonton di Paris, Prancis, Jumat malam lalu.

Polisi kemudian menyatakan 89 orang tewas dalam serangan brutal itu.

Koran the Daily Mail melaporkan, Ahad (15/11), Isobel berhasil menyelamatkan diri dengan cara berbaring diam berpura-pura mati di tengah mayat para korban. Dia menuliskan pengalaman mengerikan itu dalam laman media sosial Facebook.

"Puluhan orang ditembak di depan mata saya. Darah menggenang di lantai. Pria dewasa menangis sambil memeluk pacar mereka yang tewas di dalam gedung musik itu.

Saat saya berbaring di tengah genangan darah orang asing dan menunggu peluru menghabisi usia saya yang baru 22 tahun, saya mengingat kembali setiap wajah orang-orang yang saya cintai dan membisikkan kata 'saya mencintaimu'" tulis Isobel.

Gadis pirang semampai lulusan Universitas Cape Town itu lalu menyampaikan rasa terima kasih atas pertolongan orang-orang tak dikenal yang membantunya dalam kejadian Jumat malam itu.


4. Pria Prancis selamat dari ledakan bom bunuh diri berkat ponsel

Pria Prancis berkulit hitam bernama Sylvestre mengaku ponselnya menyelamatkan hidupnya dari ledakan bom yang terjadi di luar Stadion State de France di Paris Jumat malam lalu.

Ledakan bom yang merupakan satu dari rangkaian serangan di tujuh lokasi berbeda itu membuat benda-benda tajam beterbangan hingga ke luar stadion.

"Saya sedang menyeberang jalan lalu tiba-tiba 'Duarr!', ledakan itu terjadi di depan saya," kata lelaki itu kepada stasiun televisi Prancis iTele, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Sabtu (14/11). "Semuanya hancur berkeping-keping," kata dia.

"Ponsel ini terkena pecahan ledakan. Ponsel ini menyelamatkan saya, kalau tidak kepala saya barangkali sudah berceceran," ujar lelaki itu sambil memperlihatkan ponselnya yang retak.

Meski dia selamat dari luka serius namun pecahan ledakan mengenai kaki dan perutnya.

Ledakan itu rupanya salah satu dari dua serangan bom bunuh diri di luar stadion yang tengah menggelar laga persahabatan antara tim nasional Prancis melawan Jerman. Pertandingan itu disaksikan oleh Presiden Prancis Francois Hollande dan Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier.


Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

Tidak ada komentar :